Proses daur ulang biasanya didahului dengan menyortir sampah menjadi beberapa kelompok. Maksud dari penyortiran ini adalah untuk mempermudah proses daur ulang. Tapi bagaimana dengan sampah yang sulit untuk didaur ulang seperti alat - alat elektronik? Untuk itulah dibuatnya Plasma Waste Recycling (PWR).
Plasma dapat dikatakan sebagai fase zat yang ke - 4. Umumnya, kita mengetahui ada 3 jenis fase zat yaitu padat, cair dan gas. Plasma, menurut ilmu fisika dan kimia, adalah gas yang sebagian partikelnya terionisasi. Plasma bersifat konduktif atau dapat menghantarkan listrik. Plasma memiliki sifat yang mirip gas yaitu tidak mempunyai bentuk tertentu dan mengisi ruang kosong. Tapi, berbeda dengan gas, plasma dapat berinteraksi dengan medan magnet sehingga bisa membentuk struktur seperti filamen, sorotan, dan lapisan ganda.
Teknologi proses PWR menggunakan plasma termal bersuhu tinggi untuk mengubah sampah menjadi Syngas (gas sintetis), logam cair dan ampas seperti kaca. Proses ini tidak menghasilkan debu sama sekali. Gas buang yang dihasilkan lebih sedikit dari pembakaran gas alami. Oleh karena itu, standar EPA US bukan masalah lagi. Syngas yang dihasilkan akan digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang akan dijual ke jaringan listrik negara. Logam cair akan dicetak menjadi lembaran besi dan ampasnya akan dicetak menjadi bahan bangunan atau dipintal menjadi serat kaca. Besi dan ampas, bisa dijual untuk menghasilkan pemasukan tambahan.
Sampah akan dimasukkan ke dalam feeder dan digerakkan oleh gravitasi. Proses yang berlangsung di dalam reaktor akan diatur jumlah sampah yang masuk. Reaksi akan diawasi secara terus - menerus dengan mengamati suhu dan komposisi Syngas yang dihasilkan dan juga oleh jumlah logam cair dan ampas yang dihasilkan di dalam reaktor.
Selain menghasilkan Syngas, reaktor ini juga akan menghasilkan logam cair dan ampas yang keduanya akan dijual sebagai produk sampingan. Sifat kimia dari produk sampingan ini konsisten sehingga pada tiap reaksi hasil sampingan yang dihasilkan akan mirip. Karena reaksi ini terjadi pada suhu yang sangat tinggi dalam sebuah bejana yang memiliki tekanan negatif, proses ini tidak melibatkan pembakaran sehingga tidak ada residu.
Reaktornya terdiri dari lapisan besi yang sangat keras. Plasma menghasilkan suhu yang sangat tinggi yang mengubah senyawa organik dalam sampah dengan proses disosiasi menjadi Syngas gas yang sebagian besar terdiri atas karbon monoksida dan hidrogen dalam keadaan endotermis. Reaktor ini memiliki tekanan negatif (rendah) yang mencegah lepasnya gas tersebut keluar reaktor dan menuju atmosfer. Ketika udara di dalam reaktor mulai berkurang, logam cair dikeluarkan dan dicetak menjadi logam batangan seperti pada proses pengecoran logam. Ampas akan diambil secara terpisah.
Syngas yang bersuhu tinggi akan keluar dari reaktor dan masuk ke dalam ketel pemulih panas untuk menurunkan suhunya dan menghasilkan uap untuk menghasilkan listrik. Suhu gas akan dipertahankan pada batas tertentu untuk menghindari pembentukan dioxin dan furan. Lalu, gas tersebut akan dimasukkan ke dalam bagian scrubbing process. Setelah itu, Syngas akan digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik dalam sebuah turbin gas ataupun dalam boiler dan turbin uap. Listrik yang dihasilkan akan dijual ke jaringan listrik negara dan memberikan tenaga pada reaktor plasma.
Sumber :
http://www.plasma-wr.com/process.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Syngas
http://edukasi.kompas.com/read/2009/06/16/09091187/Gila..Sampah.Jakarta.600.000.Ton.Sehari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar